Ramuan Arab untuk Berbagai Penyakit di Pengobatan Tradisional Ny Djamilah Najmuddin

Obat HIV AIDS sampai sekarang belum juga ditemukan. Namun, pasangan setengah baya Najmuddin dan Djamilah mengklaim ramuan nya bisa menyembuhkan penyakit tersebut dan berbagai penyakit lainnya. Benarkah?

Adi B.S., desainer grafis dari Bandung tak mengira kalau bakal sembuh dari demam berdarah yang dideritanya. Waktu itu, trombositnya sudah turun 40. Dokter hampir angkat tangan. “Kita tunggu sampai besok, kalau naik, baru bisa pulang. Di saat-saat kritis itu, Adi teringat pada pasangan suami- istri Najmuddin dan Djamilah yang dulu menyembuhkannya dari maag kronis. Mereka segera didatangkan.

Setelah memeriksa Adi dan melihat hasil laboratoriumnya, mereka memberikan ramuan untuk diminum. Sorenya, ketika darah Adi diperiksa, trombositnya telah menjadi 90. Malamnya, Adi minum obat lagi. Keesokan harinya sudah mencapai 120. Dokter pun membolehkannya keluar rumah sakit.

Istri Dewan Redaksi Gala (salah satu media di Bandung yang sekarang sudah tutup) pernah menderita penyakit jantung. dan konon sembuh dalam 1 minggu. Belum lagi puluhan pasien lainnya dari Jakarta, Medan, Lampung, Bali, Singapura, Prancis, dsb., dengan berbagai gangguan kesehatan sembuh di tangan pasangan ini. Termasuk HIV AIDS. Karena kode etik, apalagi menyangkut penderita HIV, Jamilah menolak nama pasien kecuali off the record.

Ramuan obat yang diracik Djamilah dan Najmuddin berasal dari tumbuhan-tumbuhan, terutama dari Arab. Ada akar fatimah yang sudah akrab kita kenal, ada akar kurma, tanaman habbatussauda, serta tumbuh- tumbuhan dan akar-akaran Indonesia seperti selada gargir yang biasa untuk lalapan masyarakat Sunda. “Karena ramuan ini dari tanaman dan diracik, nanti airnya saja yang diminum, jadi tidak mening galkan endapan,” cerita Najmuddin. Asal muasal ramuan obatnya, sebenarnya bermula dari pengalaman sendiri. Sewaktu kuliah di Timur Tengah, Najmuddin rajin baca-baca buku pengobatan Rasul. Ketika sudah pulang ke Bandung, la sakit parah, dokter menyatakan keadaannya sudah “karancong” (dalam bahasa Sunda artinya sudah bolong – bolong) livernya.

Djamilah yang asli Arab mengira yang dimaksud karancong adalah obatnya harus dirancang sendiri. “Saya kemudian buka-buka bukunya, kebetulan membawa akar-akaran dari Arab kemudian saya ramu. Alhamdulillah sembuh, cerita Djamilah.

Proses kesembuhan itu Najmuddin ceritakan pada teman-teman sejawatnya di Universitas Islam Bandung (Unisba). “Setelah itu banyak yang pesan ramuan. Karena jumlahnya makin banyak akhirnya saya bikin kemasannya,” jelas Najmuddin yang dosen tafsir Alquran Unisba.

Baca juga artikel

Sekarang, hampir semua penyakit bisa diobati pasangan ini, dari maag, liver, tumor, kanker darah, bahkan HIV. Untuk penyakit maag misalnya, kalau kronis dua bulan pengobatan, yang masih biasa 1 minggu sembuh bahkan beberapa jam setelah minum obat boleh makan pedas- pedas. Sedangkan penyakit HIV bisa sembuh dalam waktu enam bulan sampai satu tahun, tergantung kedisiplinan pasien.

Dalam pengobatan, Najmuddin dan Djamilah mengobati lebih dulu lambung pasiennya. Ini sesuai dengan metode Rasulullah bahwa lambung itu sumber penyakit. Agar tidak menjadi penyakit makanlah 1/3 makanan, 1/3 air, dan 1/3 gas.  Jadi “balance” tegas Djamilah. Selain itu, mereka pun selalu meminta pasiennya menunjukkan hasil periksa dokter dan hasil laboratorium terbaru. “Setelah minum 1 minggu sampai 1 bulan, dicek lagi di laboratorium. Jadi kita tahu bagaimana perkembangannya,” tambah Djamilah.

Untuk membuat ramuan obat, Najmudin dan Jamilah dibantu enam pegawai. Untuk bahan- bahannya beberapa langsung dari Arab. Selebihnya, tanaman- tanaman Indonesia ditanam di kebunnya yang terletak di Sukabumi, Cianjur, maupun Sumedang.


Diliput di Harian Ibu dan Anak No. 184 Mg 22 Th IV 6 Juni 2022

Pengobatan Tradisional Ny. Djamilah Najmuddin
https://djamilah-najmuddin.com

Lokasi terapi baru (pindah dari Babakan Ciparay)

Jl Guntur Madu No. 3
Kel. Turangga, Kec. Lengkong, Kota Bandung

Kontak dan Janji Temu

081214408050
08157119940


0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *