Penyakit Suami Mengantar Istri Temukan Obat Alternatif Tradisonal

Tahun 1989 adalah tahun penuh musibah bagi Djamilah. Suaminya, Nadjmuddin, Dekan Fakultas Syariah Universitas Islam Unisba Bandung (Unisba), diserang penyakit tifus, mang, dan liver dalam waktu bersamaan.”Pengobatan ke banyak dokter tak membawa hasil,” kenang Djamilah, di rumahnya, Jalan Babakan Ciparay No 28, Bandung, Jawa Barat.Keadaan itu membuat Djamilah berpikir keras, bagaimana mengobati penyakit suaminya.

Di tengah kebingungan mencari pengobatan yang cocok buat suaminya, kata Djamilah, ia teringat pada rumput fatimah jenis akar kering berwarna kekuningan, yang kerap menjadi oleh-oleh jamaah haji Indonesia. Rumput tersebut dipercaya berkhasiat mengurangi berbagai keluhan.

Kunjungi pula artikel berikut

“Suami saya membawanya dari Madinah,” tutur Djamilah. Nadjmuddin, yang mahir berbahasa Arab, memang pernah sekolah di Universitas Madinah, Saudi Arabia. Djamilah, yang berpendidikan terakhir di Akademi Bahasa Asing Bandung jurusan Bahasa Inggris ini, kemudian melakukan percobaan dengan meracik rumput fatimah dan rempahrempah dari Timur Tengahia merahasiakan jenisnya secara spesifik.

“Hasilnya cukup menakjubkan. Dalam waktu tak lebih dari sepenuhnya, kesehatan suami berangsur membaik. Bahkan, suami bisa makan gulai kambing, sate”dan sejenisnya yang selama ini dipantang. Suami tak mengeluh lagi. Ia benar-benar sehat,” beber Djamilah dengan riang. Melihat kesehatan suaminya terus membaik, Djamilah mulai berpikir, mengapa tak memberikan ‘temannya tersebut kepada orang lain.

Maka, mulailah Djamilah mengenalkan racikannya ke tetangga sebelah secara cuma-cuma. Sementara Nadjmuddin membawanya ke kampus Unisba. Ternyata beberapa rekan dosen yang pernah diberi obat tradisional tersebut mengaku cocok, dan penyakitnya sembuh. Setelah itu mulailah dari mulut ke mulut masyarakat mengenal pengobatan alternatif ini,” jelas Djamilah yang kemampuannya itu kemudian diikuti juga oleh Nadjmuddin.Djamilah dan Nadjmuddin mengaku tak memiliki latar belakang ketabiban. Belakangan’ saja keduanya mulai mempelajari buku pengobatan klasik seperti Attibun Nabawi, yang berisi tentang cara-cara pengobatan yang pernah dilakukan Rasulullah.

“Kami juga mempelajari anatomi tubuh dan pijat refleski. Soal menggunakan stetoskop untuk memeriksa detak jantung kami tanyakan ke teman-teman dokter,” tutur Djamilah. Kehabisan obat Dengan tersebarnya khasiat obat hasil racikan tersebut, Djamilah mengaku mulai kedatangan banyak tamu. Mereka datang dari Bandung Cianjur, Suka.

 


Diliput di Harian REPUBLIK MENCERDASKAN KEHIDUPAN BANGSA, MINGGU 26 JULI 1998

Pengobatan Tradisional Ny. Djamilah Najmuddin
https://djamilah-najmuddin.com

Lokasi terapi baru (pindah dari Babakan Ciparay)

Jl Guntur Madu No. 3
Kel. Turangga, Kec. Lengkong, Kota Bandung

Kontak dan Janji Temu

081214408050
08157119940

 


0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *