,

0812 1440 8050 | Perbedaan Alzheimer dan Demensia – Pengobatan Alternatif Tradisional Herbal Ny. Djamilah Najmuddin Bandung

Istilah penyakit Alzheimer dan demensia sering digunakan secara bergantian, namun keduanya tidak sama. Meskipun keduanya memiliki beberapa kesamaan, penting untuk diingat bahwa demensia adalah kata luas yang mengacu pada berbagai defisit kognitif, sedangkan penyakit Alzheimer adalah jenis demensia tertentu. Dalam studi mendalam ini, kami akan membandingkan dan membedakan penyakit Alzheimer dan demensia, meliputi penyebab, gejala, perkembangan, diagnosis, dan terapinya.

Definisi

Demensia adalah kata luas yang mengacu pada hilangnya fungsi kognitif yang cukup parah sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari. Ini bukan penyakit spesifik, melainkan istilah umum untuk berbagai gangguan kognitif. Penyakit Alzheimer, kesulitan pembuluh darah, penyakit tubuh Lewy, gangguan frontotemporal, trauma otak traumatis, dan faktor lainnya semuanya dapat menyebabkan demensia. Bisa juga disebabkan oleh kombinasi beberapa penyebab tersebut.

Penyakit Alzheimer: Penyakit Alzheimer adalah penyebab paling umum dari demensia, terhitung 60-80% dari seluruh kasus demensia. Ini adalah kondisi neurodegeneratif yang menyebabkan akumulasi simpanan protein yang tidak normal di otak, yang mengakibatkan penurunan fungsi kognitif secara perlahan, kehilangan memori, dan gangguan perilaku.

Penyebab

Demensia: Seperti disebutkan sebelumnya, demensia dapat disebabkan oleh berbagai keadaan, menjadikannya kelainan yang rumit dan heterogen. Penyakit Alzheimer, demensia vaskular (akibat stroke atau kerusakan pembuluh darah), penyakit tubuh Lewy (timbunan protein abnormal), gangguan frontotemporal (kerusakan pada lobus frontal dan temporal otak), cedera otak traumatis, dan kondisi lain yang kurang umum adalah penyakit Alzheimer. contoh faktor risiko ini. Beberapa orang bahkan mungkin mengembangkan demensia campuran, di mana banyak faktor berkontribusi terhadap gangguan kognitif.

Penyakit Alzheimer mempunyai asal usul yang lebih tepat dan ditandai terutama oleh akumulasi dua protein menyimpang di otak: plak beta-amiloid dan tau kusut. Etiologi pasti dari akumulasi protein ini tidak diketahui, namun faktor genetik dan lingkungan kemungkinan besar berperan.

Baca Juga artikel lainnya disini
https://djamilah-najmuddin.com/category/alzheimer/

Gejala

Gejala demensia mungkin sangat bervariasi tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Kehilangan ingatan, kesulitan komunikasi, penurunan penalaran dan penilaian, disorientasi, dan perubahan suasana hati dan perilaku merupakan gejala umum. Bergantung pada alasan yang mendasarinya, gejala pastinya juga dapat berkembang secara berbeda. Individu dengan demensia vaskular, misalnya, mungkin memiliki gangguan kemampuan motorik yang lebih parah.

Penyakit Alzheimer: Penyakit Alzheimer biasanya berkembang dengan cara yang dapat diprediksi. Kehilangan ingatan ringan sering terjadi pada awalnya, diikuti oleh defisit kognitif yang lebih parah. Gejala umumnya meliputi kesulitan mengingat kejadian baru-baru ini, kesulitan memecahkan masalah, kesulitan menemukan kata-kata, perubahan kepribadian dan perilaku, dan akhirnya kehilangan kapasitas untuk melakukan pekerjaan sehari-hari. Individu yang berada pada tahap lanjut mungkin mengalami kehilangan ingatan yang cukup besar dan memerlukan perawatan sepanjang waktu.

Perkembangan demensia

Demensia berkembang secara berbeda tergantung pada alasannya. Beberapa jenis demensia, seperti demensia vaskular, dapat berkembang secara tiba-tiba, sering kali terjadi setelah stroke berat atau bencana vaskular lainnya. Sebaliknya, penyakit Alzheimer memiliki gejala yang lambat dan bertahap, dengan gejala yang semakin memburuk seiring berjalannya waktu.

Penyakit Alzheimer: Penyakit Alzheimer umumnya diklasifikasikan menjadi tiga tahap: ringan, sedang, dan berat. Tahap ringan ditandai dengan gangguan memori ringan dan kesulitan kognitif, sedangkan tahap sedang ditandai dengan penurunan memori dan penalaran yang lebih nyata. Individu dalam tahap parah menjadi sangat bergantung pada orang lain untuk mendapatkan perawatan, sering kali kehilangan kemampuan untuk berkomunikasi dan mengenali orang yang dicintai.

Diagnosa

Demensia didiagnosis melalui tinjauan menyeluruh terhadap fungsi kognitif seseorang, riwayat kesehatan, dan, dalam beberapa kasus, tes pencitraan seperti pemindaian otak. Menentukan penyebab spesifik demensia bisa jadi sulit, dan dalam beberapa situasi, pengujian yang lebih spesialis, seperti analisis genetik dan cairan serebrospinal, mungkin diperlukan.

Penyakit Alzheimer: Diagnosis penyakit Alzheimer sering kali berarti mengesampingkan kemungkinan penyebab demensia lainnya. Tes kognitif khusus, pencitraan otak (seperti MRI atau PET scan), dan, dalam beberapa situasi, pemeriksaan cairan serebrospinal untuk mendeteksi kadar protein beta-amiloid dan tau yang menyimpang dapat disertakan. Sangat penting untuk memulai terapi dan dukungan yang tepat dengan diagnosis dini dan benar.

Perawatan

Terapi Demensia: Terapi demensia terutama bergantung pada penyebab yang mendasarinya, namun sering kali berfokus pada penanganan gejala, meningkatkan kualitas hidup individu, dan memenuhi kebutuhan spesifik orang tersebut. Perawatan suportif, obat-obatan untuk mengatasi masalah perilaku, dan perubahan gaya hidup (seperti mengembangkan rutinitas harian yang terjadwal) mungkin disarankan.

Penyakit Alzheimer: Pengobatan penyakit Alzheimer mencoba mengurangi pertumbuhan penyakit dan mengelola gejalanya. Meskipun saat ini belum ada obatnya, berbagai obat dapat membantu memulihkan fungsi kognitif untuk sementara. Inhibitor kolinesterase (seperti donepezil, rivastigmine, dan galantamine) dan memantine adalah contohnya. Terapi non-obat seperti terapi kognitif dan penyesuaian gaya hidup (seperti sering melakukan aktivitas fisik dan pola makan sehat) mungkin juga efektif.

Kesimpulan

Ringkasnya, meskipun demensia adalah istilah luas yang mencakup berbagai penyakit kognitif, penyakit Alzheimer adalah jenis demensia yang spesifik dan umum. Memahami perbedaan antara keduanya sangat penting untuk diagnosis dan pengobatan yang akurat. Meskipun saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan penyakit Alzheimer atau berbagai jenis demensia lainnya, deteksi dini dan intervensi dapat membantu pasien dan keluarga mereka mengelola kondisi ini dengan lebih baik dan meningkatkan kualitas hidup selama mungkin. Penting juga untuk memberikan bantuan dan sumber daya kepada pengasuh, karena demensia dan penyakit Alzheimer dapat membebani secara emosional dan fisik baik bagi individu yang terkena dampak maupun orang yang mereka cintai.

alzheimer adalah pikun,alzheimer adalah gangguan saraf akibat,alzheimer apakah berbahaya,alzheimer apakah bisa sembuh,alzheimer adalah penyakit yang disebabkan oleh kelainan genetik,alzheimer atau demensia,alzheimer bisa sembuh,alzheimer bisa menyebabkan kematian,alzheimer berobat ke dokter apa,alzheimer berapa lama

 

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *