Penyakit Epilepsi – Pengobatan Alternatif Tradisional Herbal Ny Djamilah Najmuddin Bandung
Kondisi neurologis yang dikenal sebagai epilepsi ditandai dengan kejang berulang tanpa pemberitahuan. Ini adalah salah satu kondisi neurologis yang paling umum, mempengaruhi sekitar 50 juta orang di seluruh dunia. Epilepsi terus menjadi gangguan yang kurang dipahami dan distigmatisasi meskipun ada kemajuan penting dalam pemahaman kita tentangnya. Gambaran umum tentang epilepsi, termasuk penyebab, gejala, diagnosis, dan pengobatannya, akan diberikan dalam artikel ini.
Akar penyebab epilepsi
Banyak faktor yang dapat menyebabkan epilepsi, dan seringkali alasannya tidak diketahui. Epilepsi memiliki beberapa penyebab yang diketahui, seperti:
- Cedera Otak: Salah satu penyebab utama epilepsi adalah kerusakan otak traumatis (TBI). Kecelakaan dan serangan fisik juga berpotensi menyebabkan cedera.
- Genetika: Ciri-ciri genetik tertentu dapat membuat orang lebih mungkin mengembangkan epilepsi. Saluran ion, reseptor neurotransmitter, dan mutasi gen terkait protein sinaptik adalah beberapa di antaranya.
- Malformasi otak: Epilepsi dapat terjadi akibat kelainan pada cara otak dibangun. Ini mencakup penyakit termasuk sindrom Sturge-Weber, displasia kortikal, dan tuberous sclerosis.
- Epilepsi dapat disebabkan oleh infeksi, termasuk meningitis, ensefalitis, dan abses otak.
- Stroke: Stroke terjadi ketika suplai darah ke otak terputus, yang menyebabkan kematian sel. Ini dapat menyebabkan epilepsi.
- Kejang dapat disebabkan oleh gangguan metabolisme seperti hipoglikemia, hipokalsemia, dan hipomagnesemia.
- Tumor otak: Dengan mengganggu fungsi normal sel-sel otak, tumor di otak dapat menyebabkan epilepsi.
Gejala epilepsi
Kejang adalah gejala epilepsi yang paling khas. Saat otak mengalami aktivitas listrik yang menyimpang, kejang terjadi. Bergantung pada jenis kejang dan area otak yang terkena, gejala kejang bisa berubah. Tanda-tanda umum kejang termasuk yang berikut:
- Kehilangan kesadaran: Subjek dapat pingsan dan tampak seperti sedang tidur.
- Orang tersebut mungkin menderita gerakan menyentak di lengan dan kakinya selama kejang.
- Gejala sensorik: Pasien mungkin merasakan sensasi aneh seperti kesemutan atau mati rasa.
- Gejala otonom: Individu mungkin merasakan variasi dalam tekanan darah, pernapasan, atau detak jantungnya.
- Gejala kognitif: Orang tersebut mungkin mengalami disorientasi, kehilangan ingatan, atau menjadi bisu.
Identifikasi Epilepsi
Karena tidak ada tes tunggal yang dapat mendeteksi epilepsi secara meyakinkan, membuat diagnosis mungkin sulit. Riwayat medis, gejala, dan hasil tes diagnostik seseorang sering digunakan untuk membuat diagnosis. Berikut ini adalah beberapa tes yang sering digunakan untuk mengidentifikasi epilepsi:
- Tes untuk mengevaluasi aktivitas listrik otak disebut elektroensefalogram (EEG). Ini dapat membantu menemukan aktivitas otak yang tidak biasa yang bisa menjadi akar kejang.
Identifikasi Epilepsi
Karena tidak ada tes tunggal yang dapat mendeteksi epilepsi secara meyakinkan, membuat diagnosis mungkin sulit. Riwayat medis, gejala, dan hasil tes diagnostik seseorang sering digunakan untuk membuat diagnosis. Berikut ini adalah beberapa tes yang sering digunakan untuk mengidentifikasi epilepsi:
- Tes untuk mengevaluasi aktivitas listrik otak disebut elektroensefalogram (EEG). Ini dapat membantu menemukan aktivitas otak yang tidak biasa yang bisa menjadi akar kejang.
- Magnetic Resonance Imaging (MRI): MRI adalah tes yang menghasilkan gambar otak menggunakan medan magnet dan gelombang radio. Ini dapat membantu menemukan anomali otak yang mungkin menyebabkan kejang.
Baca Pertolongan Pertama Pada Epilepsi di bawah ini
epilepsi adalah,epilepsi itu apa,epilepsi pada anak,epilepsi pada bayi,epilepsi menular,epilepsi fotosensitif,epilepsi ringan,epilepsi artinya,epilepsi adalah penyakit,epilepsi apakah menular
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!