,

0812 1440 8050 | Hepatitis D: Risiko yang Tidak Banyak Diketahui terhadap Kesehatan Hati – Pengobatan Alternatif Tradisional Herbal Ny Djamilah Najmuddin Bandung

Sebagian besar orang mengenal hepatitis A, B, dan C ketika membahas hepatitis. Hepatitis D, anggota keluarga hepatitis yang kurang dikenal, juga menimbulkan bahaya besar bagi fungsi hati. Hepatitis D, kadang-kadang dikenal sebagai “delta hepatitis,” adalah bentuk virus hepatitis yang berbeda dan seringkali lebih parah yang membutuhkan kehadiran hepatitis B untuk menyebabkan infeksi. Kita akan melihat karakteristik, penularan, gejala, diagnosis, pengobatan, dan pencegahan hepatitis D dalam artikel ini.

Pengertian Hepatitis D:

Virus hepatitis D (HDV), virus RNA yang rusak, menyebabkan hepatitis D. Tidak seperti virus hepatitis lainnya, HDV membutuhkan kehadiran virus hepatitis B (HBV) untuk bereproduksi dan menimbulkan infeksi. Ini dikenal sebagai hubungan “ketergantungan penolong”, di mana HDV bergantung pada HBV selama hidupnya. Kombinasi infeksi HBV dan HDV dapat menyebabkan kerusakan hati yang lebih parah daripada infeksi hepatitis B saja.

Penularan:

Kontak dengan darah yang terinfeksi adalah metode utama penularan hepatitis D. Hal ini dapat terjadi sebagai akibat dari:

  1. Orang yang menyuntikkan narkoba lebih mungkin terkena hepatitis D karena kemungkinan berbagi jarum suntik yang terkontaminasi.
  2. Kontak seksual tanpa pengaman: Penularan seksual dapat terjadi, terutama di antara orang-orang yang berisiko tinggi.
  3. Penularan dari ibu ke anak: Ada potensi penularan dari ibu yang terinfeksi kepada anaknya saat melahirkan.
  4. Prosedur medis: Sanitasi peralatan medis yang tidak memadai dapat menyebabkan penyebaran virus.
  5. Kontak dekat dengan darah orang yang terinfeksi berpotensi menimbulkan risiko di rumah.

Gejala:

Gejala Hepatitis D dapat berkisar dari ringan hingga berat dan dapat meliputi:

  1. Penyakit kuning (kulit dan mata menguning)
  2. Kelelahan
  3. Rasa sakit di perut
  4. Muntah dan mual
  5. Air seni berwarna gelap.
  6. Kehilangan nafsu makan
  7. Ketidaknyamanan pada persendian
  8. Tinja berwarna seperti tanah liat

Perkaya pengetahuan anda, klik link berikut

Diagnosis:

Tes darah yang mendeteksi antibodi spesifik HDV dan RNA HDV digunakan untuk mendiagnosis Hepatitis D. Ketika antigen HBV dan HDV ada dalam darah, diagnosis biasanya dikonfirmasi.

Pengobatan:

Saat ini tidak ada obat antivirus yang disahkan terutama untuk pengobatan hepatitis D. Namun, beberapa orang dengan hepatitis D kronis dapat memperoleh manfaat dari obat antivirus yang digunakan untuk mengobati hepatitis B, karena obat ini juga dapat mengurangi replikasi HDV. Pada kasus yang parah di mana hati telah rusak parah, transplantasi hati dapat dipertimbangkan.

Pencegahan:

Hepatitis D sebagian besar dicegah dengan menghindari infeksi hepatitis B, karena hepatitis D membutuhkan hepatitis B untuk reproduksi. Tindakan pencegahan berikut ini dapat membantu menurunkan risiko hepatitis B dan D:

  1. Vaksinasi: Vaksinasi hepatitis B adalah strategi yang paling efektif untuk mencegah infeksi hepatitis B dan D.
  2. Prosedur keamanan injeksi: Berbagi jarum dan perlengkapan obat lainnya sesedikit mungkin.
  3. Seks yang aman: Seks yang aman, termasuk penggunaan teknik penghalang seperti kondom, dapat menurunkan risiko penularan hepatitis B dan D.
  4. Tindakan pencegahan perawatan kesehatan: Sangat penting untuk memastikan bahwa peralatan medis disterilkan dengan benar untuk mencegah penularan di lingkungan perawatan kesehatan.

Hepatitis D mungkin tidak seterkenal beberapa kerabat virusnya, namun memiliki dampak yang signifikan terhadap fungsi hati. Mengingat ketergantungannya pada hepatitis B untuk infeksi, upaya pencegahan harus menargetkan kedua virus tersebut. Vaksinasi terhadap hepatitis B tetap menjadi landasan perlindungan terhadap hepatitis D, dan mendorong kebiasaan sehat dapat membantu mengurangi kejadian kedua infeksi tersebut secara keseluruhan. Memahami bahaya dan jalur penularan dapat membantu individu mengambil tindakan proaktif untuk melindungi kesehatan hati mereka.

hepatitis d genotypes,hepatitis di ginjal,pengobatan hepatitis d,pengobatan hepatitis a b c d e,pencegahan hepatitis d,diagnosis hepatitis d,hepatitis d laboratory diagnosis,hepatitis d diagnosis test,hepatitis d lab diagnosis,hepatitis d virus diagnosis

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *